Rabu, 27 Mei 2015

Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Novel Berideologi Feminisme Karya Ayu Ridhias



Analisis Wacana Kritis




Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Novel Berideologi Feminisme Karya Ayu Ridhias

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Charlina, M.Hum




NAMA                       :  NURHAYATI
KELAS                        :  3 E
NPM                            :  136210938









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014/2015



A.   Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Novel Berideologi Feminisme Karya Ayu Ridhias.


Novel yang akan dianalisis di bawah ini adalah karya penulis perempuan yang telah diterbitkan oleh Media Pressindo. Novel ini merupakan novel karya Ayu Ridhias atau nama pena dari Ayu Tri Widhi Astuti. Anak ke tiga yang terlahir kembar dan sangat menggemari segala sesuatu yang berbau K-Pop, khususnya Super Junior. Sekarang masih kuliah jurusan D3 Manajemen Informatika disalah satu perguruan tinggi di Lampung.
Alasan dipilihnya pengarang perempuan diprediksi akan mengungkapkan permasalahan perempuan dengan gamblang dan transparan dalam menggambarkan persoalan ideologi feminisme. Feminisme memiliki dua arti, yang pertama yaitu satu gerakan,pandangan, dan stategi yang homogen (Rosyad, 2003 : 51 dalam AWK oleh Yoce Aliah Darma). Ada pula arti dari feminsme khususnya di Asia bahwa pengertian feminisme berbeda-beda disesuaikan dengan realitas kultural dan situasi konkret kondisi kaum feminisnya.
Banyak novel yang mengupas tentang perempuan, seperti roman Siti Nurbaya, dan Layar Terkembang,  khususnya masalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Namun dalam novel ini akan akan dibahas tentang feminisme dari laki-laki yang bersifat  feminim, karena tidak memiliki keberanian mengungkapkan perasaan pada wanita yang dicintainya. Dibawah ini adalah novel yang berjudul  Love You All the Way” yang akan dianalisis mengunakan pisau bedah AWKIF tersebut:
Judul         : “Love You All the Way”
Pengarang : Ayu Ridhias
Penerbit     : Media Pressindo

B.   Ikhtisar
Novel Love You All the Way ini bercerita tentang kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan dari Cho Nara kepada Jung Ah, yang dicintainya sejak pertama masuk SMA, tapi semua kandas dihari perpisahan  sekolah karena Jung Ah justru memperkenalkan pacarnya pada teman-teman yang membuat hati Nara terluka. Tetapi lama sekali Nara bisa menerima lelaki lain dihatinya, pria satu-satunya yang mampu menakhlukkan hatinya adalah sosok Eun So, yang diam-diam dicintainya. Namun karena takut kisah cintanya terulang lagi, Nara tidak berani mengungkapkannya.
Hal itu pun dirasakan oleh sahabat kecil Nara  bernama Ji Seo yang juga menyukai Nara namun sifatnya feminim dalam hal ini dia pengecut dan baru berani mengungkapkannya setelah mereka sama-sama dewasa. Nara hanya ingin menjunjung tinggi haknya sebagai perempuan yang pantang mengungkapkan perasaan kalau tidak laki-laki dulu yang mengungkapkannya. Maka dari itu Nara tetap menunggu sampai Eun So yang menembaknya terlebih dahulu.

Cerita ini dimulai saat angin musim dingin berhembus melewati sela-sela jendela kaca yang sudah terbuka sejak 13 menit yang lalu. Cho Nara membenahi pakaiannya di depan cermin. Memutar ke kanan dan ke kiri, tidak lupa Nara pun memberikan sentuhan halus pada rambutnya yang panjang dan lurus dengan jari-jari tangannya. Udara Seoul pagi itu benar-benar dingin, tapi tidak mengurangi semangat warga negara Korea Selatan yang akan memulai aktivitasnya.
Nara terus menatap kepergian Eun So. Kenapa ini? Perasaan ini muncul lagi, ucap Nara yang meletakkan sebelah tangannya di dada. Tidak, perasaan ini berbeda. Ini lebih kuat. Kenapa aku merasa aku merasa sangat membutuhkannya? Sejak kapan perasaan ini ada? Apa hatiku sudah berubah tanpa sepengetahuanku?
Cho Nara, gadis yang trauma akan cinta masa lalu, terkejut ketika cinta menghampiri hatinya sekali lagi. Cinta itu bernama Eun So, pria penuh kejutan yang begitu mudah membuat semua wanita jatuh cinta. Namun tak semudah itu mereka bersatu. Selain trauma Nara, Eun So juga memiliki cinta masa lalu yang belum usai. Rintangan kian besar ketika sahabat nara masa kecil hadir, mengungkapkan rasa yang telah sekian lama terpendam.
Eun So memutuskan menjauh. Muncul lubang besar di hati Nara, lubang yang hanya terisi oleh pria penuh kejutan itu. Masihkah Nara mengingkari cinta yang perlahan-lahan menggerogoti hatinya?


C.   Profil Feminisme dan Identitas Feminisme

Profil yang dipresentasikan dalam novel ini adalah tokoh aku (pengarang), sebagai suatu pencerita dan pengamat cerita. Nara sebagai tokoh utama, profil Nara digambarkan sebagai gadis manis, periang dan baik hati yang sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas di Seoul, Korea Selatan. Gadis cantik, tinggi semampai dan patuh terhadap orangtua.
 
Eun So sebagai orang yang dicintai Nara, Ji Seo sebagai sahabat masa kecil Nara, Tae In sebagai teman Nara. Dari cerita dapat diketahui bahwa Nara adalah sosok ceria yang juga setia. Terbukti bahwa dia tetap setia pada satu perasaan masa lalunya meski tanpa ada sebuah ikatan (pacaran). Tidak berbeda dengan Eun So yang juga tetap setia menunggu kekasihnya selama tiga tahun, meski kekasihnya telah mengkhianati dengan menikah dengan orang lain.
“ Aku harus bagaimana? “
Eun So seakan berat untuk mengatakan sepatah katapun . Aku tidak tahu.  Aku benar-benar tidak tahu apakah aku masih bisa mencintai Nari (kekasih yang telah mengkhianati Eun So)  lagi?” terdapat pada halaman 136.

Ji seo pria periang dan sedikit pemalu, sahabat kecil Nara yang diam-diam menyukai Nara sejak mereka masih tinggal di jeru, kota tempat tinggal Nara sebelum pindah ke Seoul.
“Dia teman kecilku sewaktu masih di Jeju, jawab Nara” halaman 126).
“Aku tidak menyangka kau bisa mengatakan semua itu Ji Seo” kata Nara.
“Kau tidak pernah tahu kan kalau selama ini aku menyukaimu”, jawab Ji Seo.
“Benar, tapi itu dulu, sama seperti kau, aku juga selalu tersakiti dengan perasaanku terhadapmu, terlebih karena kau sangat jarang pulang ke Jeju” timpal Ji Seo lagi. (Pada novel halaman 163)


Tae In adalah teman kampus sekaligus tetangga Nara yang baik dan selalu mengkhawatirkan keadaan Nara. Terbukti dia sangat panik ketika temannya tersebut pergi tanpa memberi kabar, sampai Tae In lupa makan karena memikirkan temannya itu.
Terbukti pada novel tersebut halaman 110, yang berupa percakapan antara Ibu dan Tae In:
“Memangnya sebelumnya dia tidak bilang akan pergi?”
“Apa keluarganya punya masalah?”
“Tidak, jawab Tae In, sepi sekali kampus ini beberapa hari tanpa Nara”.
“Ya sudah, berdoa sja, semoga dia baik – baik saja, kata ibu Tae In”.

Nara mempunyai sifat yang agak aneh, karena ketika sedang marah, kesal, ataupun sedih, Nara suka makan ice cream yang sangat banyak untuk menghilangkan suntuknya tersebut. ( Terbukti pada novel halaman 23 tentang sifat Nara tersebut)
Mata Eun So terus tertuju pada tiga mangkok ice cream kosong yang ada dihadapannya. Lalu dia menatap Nara yang tengah menatap Nara melahap satu mengkok ice cream lagi setelah menghabiskan tiga mangkok.
“Ada apa denganmu? Eun So mulai khawatir dengan keadaan Nara. Makannya pelan-pelan saja, jangan rakus seperti itu”.
“Maaf, seharusnya aku tidak seperti ini, kata Nara yang sekarang sedang menghapus air matanya”. Aku biasa melakukannya ketika sedang dalam masalah besar.
Nara tak habis pikir, mengapa wanita diciptakan lebih rendah selangkah dibanding laki-laki, sehingga dia tidak mau menyalahi kodratnya untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Watak Nara inilah yang mempresentasikan ideologi feminisme (paham perempuan yang berupaya memperjuangkan hak-hak perempuan sebagai kelas sosial).
Tokoh Eun So dan Jie Seo juga merupakan watak yang menggambarkan ideologi feminisme, tetapi watak mereka bukanlah sosok yang menggambarkan pembela hak-hak perempuan, melainkan sifat mereka yang tidak gentelman yang menggambarkan ideologi feminisme tersebut. Keduanya memiliki rasa yang sama terhadap satu wanita ( Nara) tetapi tidak berani mengungkapkan rasa itu secara langsung. Eun So yang mengungkapkan setelah kekasihnya kembali dan berniat melupakan kekasihnya, sementara Jie Seo memendam rasa itu ketika mereka masih kecil dan baru berani mengungkapkan ketika mereka sudah beranjak dewasa.
Peran tokoh tambahan adalah pada sosok Park Im yaitu teman kampus Nara sekaligus sahabat lama Jung Ah, lelaki yang dicintai Nara sejak mereka masih duduk di bangku SMA, namun semua berubah ketika dihari perpisahan Jung Ah memperkenalkan kekasihnya pada semua teman-teman mereka.
 Tokoh selanjutnya adalah Ibu Tae In, yang menyayangi Nara sudah seperti anak kandungnya sendiri, karena sudah lama menjadi tetangga Nara dan juga sahabat dari Tae In.


D.   Ideologi lain yang terdapat dalam Novel “Love You All the Way”.

Ideologi Ibuisme

Dilihat dari sosok ibu Tae In yang begitu menyayangi Nara, beliau juga begitu cemas ketika beberapa hari tidak mendengar kabar Nara. Terbukti pada novel tersebut halaman 110, yang berupa percakapan antara Ibu dan Tae In:
“Memangnya sebelumnya dia tidak bilang akan pergi?”
“Apa keluarganya punya masalah?”
“tidak, jawab Tae In, sepi sekali kampus ini beberapa hari tanpa Nara”.  “ya sudah, berdoa sja, semoga dia baik – baik saja, kata ibu Tae In”.   
Itulah hasil analisis sebuah novel karya Ayu Ridhias yang berjudul “Love You All the Way” berideologi feminisme, jika terdapat kesalahan saya selaku penganalisis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Assalamualaikum wr.wb.


0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates