Rabu, 27 Mei 2015

Media Konvensional Kelompok 2





MEDIA PEMBELAJARAN DAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI BAHASA INDONESIA


OLEH  :

NAMA           : NURHAYATI
KELAS          : 4 E
NPM               : 136210938


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2014/2015



MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MONOPOLY

 Description: E:\ttt\Foto1844.jpg
Description: E:\ttt\Foto1845.jpg
.



Pada pembuatan media kali ini, salah satu bahan yang digunakan adalah koran bekas. Dari koran ini yang kelompok kami ambil adalah huruf-hurufnya untuk menyusun kata-kata pada papan monopoly.
Description: E:\ttt\IMG20150223101336.jpg
Selanjutnya adalah alat-alat yang digunakan untuk membuat media seperti, gunting, penggaris, arang, pensil dan kardus bekas.


Description: E:\ttt\Foto1846.jpg

Ini adalah gabungan dari papan monopoly dengan gambar ilustrasi pada cerita rakyat Batang Tuaka.
Description: E:\ttt\Foto1847.jpg

Ini adalah papan monopoly yang dibuat menggunakan sampul buku bekas dan sampul LKS bekas. Sedangkan untuk tulisan monopoly yang digunakan adalah arang. Untuk tulisan lainnya yang digunakan adalah potongan-potongan huruf pada kardus makanan ringan.
Description: E:\ttt\Foto1848.jpg

Ini merupakan gambar ilustrasi pertemuan antara Tuaka yang sudah kaya raya dengan ibunya yang miskin. Gambar ini dibuat dengan menggunakan arang dan gabungan dari potongan-potongan kertas kado, sampul buku, huruf pada koran, tali rafia, dan juga bungkus rokok bekas.
Description: E:\ttt\IMG20150226132046.jpg
Description: E:\ttt\IMG20150226132132.jpg

Description: E:\ttt\IMG20150226132140.jpg
 Pada tahap selanjutnya adalah pembuatan dadu dan kartu-kartu data. Kartu data dibuat dari potongan kardus bekas yang agak lonjong, berfungsi sebagai tempat diletakkannya pertanyaan dan hukuman. Dadu terbuat dari kardus. Namun pada saat perbaikan media, kami merubah dadu yang awalnya terbuat dari kardus menjadi terbat dari tanah liat. Sedangkan kartu data berubah menjadi sampul buku tulis bekas, dan untuk tempat dadunya sendiri kami menggunakan botol minuman bekas.

Description: G:\FOTO MEDIA\C360_2015-04-30-14-42-58-960.jpg

Nah, ini adalah foto setelah semua media kami selesai. Diatas kepala kami ada kepala bernomor yang terbuat dari daun nangka hijau dan daun nangka kering yang kami kaitkan satu dengan yang lain menggunakan lidi. Sekian penjelasan media dari kelompok 2, untuk penjelasan secara rinci bisa dilihat di bawah ini!

BATANG TUAKA
(cerita rakyat dari Indragiri, Riau).
Pada masa dahulu, di tanah Indragiri hiduplah seorang wanita bersama dengan  seorang anak laki-lakinya bernama Tuaka. Mereka berdua hidup di sebuah gubuk tua yang berada di daerah muara sungai. Ayah Tuaka telah lama meninggal, dan kedua anak dan ibu tersebut saling menyayangi. Tuaka selalu membantu ibunya untuk menghidupi keluarga. Mereka kerap pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar dan kemudian dijual di kota. 
Pada suatu ketika, saat pulang dari hutan untuk mencari kayu bakar, Tuaka dan ibunya melihat dua ekor ular yang besar sedang berkelahi. Mereka pun cepat berlindung untuk bersembunyi. Setelah diamati, rupanya perkelahian antara dua ekor ular tersebut sedang memperebutkan sebutir permata. Akhirnya, salah seekor dari ular tersebut mati terbunuh. Sementara seekor yang masih hidup tubuhnya penuh dengan luka-luka. Tuaka dan ibunya kemudian membawa ular yang masih hidup tersebut dan merawat lukanya untuk disembuhkan. 
Beberapa hari kemudian, ular tersebut pun sembuh dan menghilang begitu saja dari rumah Tuaka. Ia meninggalkan sebutir permata di dalam keranjang. Tuaka dan ibunya terheran-heran menyaksikan keindahan dari permata yang ditinggalkan tersebut. 
“Mengapa ular itu meninggalkan permatanya ya, Mak?” tanya Tuaka kepada ibunya.
“Mungkin ia ingin mengucapkan terimakasih kepada kita. Sebaiknya permata itu kita jual saja dan hasilnya kita gunakan untuk mengembangkan perdagangan.” Sahut Ibu Tuaka penuh rasa syukur. Akhirnya Tuaka pun menjual permata tersebut. Ia menjual permata itu kepada seorang saudagar dengan harga yang sangat tinggi. Sampai-sampai uang saudagar tersebut tidak cukup untuk membayarnya secara lunas. Akhirnya, Tuaka pun diajak ke Temasik untuk menjemput semua uang dari hasil penjualan permata tersebut. Setelah berpamitan dengan ibunya, Tuaka pun ikut saudagar tersebut ke daerah Temasik (Singapura). 
Setibanya di Temasik, saudagar tersebut pun membayarkan uang penjualan permata tersebut kepada Tuaka. Uang yang diperoleh sangat banyak dan berlimpah, sampai-sampai Tuaka lupa untuk kembali pulang ke kampung menemui ibunya. Ia pun berdagang di Temasik sampai kemudian ia berhasil mengembangkan usahanya dan menjadi seorang pengusaha kaya raya. Rumahnya sangat megah, ia memiliki banyak kapal dan mempunyai istri yang cantik. Ia sudah melupakan ibunya yang miskin dan tinggal di kampung halaman.
Pada suatu ketika, Tuaka mengajak istrinya berlayar menggunakan kapal yang megah ke suatu tempat. Sampai kemudian ia tiba dikampung halamannya. Akan tetapi, Tuaka tidak menceritakan kepada istrinya mengenai kondisinya yang sebenarnya di kampung halaman. Ia malu dengan keadaan ibunya yang sudah tua dan miskin. Kabar kedatangan Tuaka ke kampung halamannya tersebut pun terdengar oleh sang ibu. Ibunya bergegas ingin menemui Tuaka. Ia mengayuh sampan dan mendekati kapal besar milik Tuaka. 


“Tuaka anakku. Emak merindukanmu, nak,” teriak emak dari sampan.
“Siapa gerangan wanita tua itu,” tanya istri Tuaka. Tuaka yang malu mengetahui emaknya yang tua dan miskin datang ke kapal megahnya, pura-pura tidak mengenalinya.
“Hei penjaga, jauhkan wanita tua miskin itu dari kapalku. Dasar orang gila tak tahu diri! Beraninya dia mengaku sebagai emakku,” teriak Tuaka.
Emak Tuaka pun pergi menjauh dengan sedih. “Oh Tuhan... ampunilah dosa Tuaka karena telah durhaka kepadaku. Berilah dia peringatan agar menyadari kesalahannya,” ratap Emak Tuaka. Rupanya Tuhan mendengar ratapan emak Tuaka. Tiba-tiba Tuaka berubah menjadi seekor elang dan istrinya menjadi seekor burung punai. Emak Tuaka terkejut dan juga sedih melihat anaknya berubah menjadi burung elang, karena emak pun masih menyayangi anaknya tersebut. Burung elang dan burung punai itu pun terus berputar-putar sambil menangis di atas emak Tuaka. Air mata kedua burung itu terus menetes dan membentuk sungai kecil yang semakin lama semakin besar. Sungai itu kemudian diberi nama Sungai Tuaka (Batang Tuaka). 

Penjelasan Media Pembelajaran yang dibuat oleh Kelompok 2 :
1.      NamaKelompok :

2.      Anggota :
a.       Nurhayati (136210938)
b.      RahmaHayatiArif (136211421)
c.       Rika Agustina (136211419)

3.      Nama media                 : Monopoly Batang Tuaka

4.      Bahan-bahan pembuatan media
a.       Kardus bekas
b.      Arang kayu dan arang tempurung
c.       Nasi sebagai lem
d.      Sampul buku tulis bekas
e.       Daun nangka
f.       Lidi
g.      Batu kerikil
h.      Lemkertas
i.        Tali raffia bekas
j.        Koran bekas
k.      Kalender
l.        Tanah liat
m.    Botolminumanbekas
n.      Kotakmakananringan

5.      Alat-alat:
1.      Gunting
2.      Pisau

6.      Langkah-langkah :

a.       Membuat papan monopoli, gunting kardus berukuran besar kemudian beri garis untuk membuat kotak yang terdiri dari masing-masing enam kotak pada bagian atas dan bagian bawah.
b.      Membuat kartu sebanyak 25 buah terdiri dari 15 kartu pertanyaan dan 10 kartu hukuman.
c.       Membuat dadu menggunakan tanah liat dengan cara membuat sebuah bentuk bangunan kotak dan memberi titik-titik besar yang melambangkan angka pada dadu, kemudian di jemur di bawah sinar matahari sampai mengeras.
d.      Membuat kepala bernomor dari daun nangka dan disambungkan setiap daun menggunakan lidi. Kepala bernomor ini akan dipakai oleh peserta yang mengikuti pelajaran.
e.       Membuat bintang dari karton bekas makanan ringan sebagai reword atau penghargaan bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan. Bintang berwarna merah sebagai tanda peserta tidak bisa menjawab pertanyaan. Bintang berwarna putih atau silver diibaratkan sebagai perak sebagai tanda bahwa peserta menjawab kurang tepat atau benar setengah saja, sedangkan bintang berwarna kuning diibaratkan sebagai emas sebagai tanda bahwa peserta dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan sempurna.

7.      SasaranPembelajaran:
Untuksiswakelas V SekolahDasar

8.      Materi:
Mendengarkanceritarakyat.

9.      Langkah –langkahpenerapan :

a.       Peserta terdiri dari tiga orang yang masing-masingnya akan mendapatkan nomor di kepalanya yang terbuat dari daun nangka yang dihubungkan dengan lidi.
b.      Setiap peserta akan mendapatkan sebuah batu kerikil sebagai tanda dimana letak posisi mereka saat bermain monopoly.
c.       Peserta akan mendapat giliran yang sama untuk mengocok dadu dimulai dari start kemudian menjalankan batu sesuai angka yang keluar dari dadu.
d.      Saat itu kita sudah mengetahui dimana posisi batu kita berada, apakah ada di kotak pertanyaan, hukuman atau dialihkan ke kotak lain.
e.       Setiap peserta wajib menjawab pertanyaan dan menjalankan hukuman sesuai kartu yang peserta ambil di bagian tengah kotak monopoly.
f.       Permainan akan berlangsung kurang lebih 20 menit sebagai batas untuk mengetahui siapa peserta yang mendapatkan point tertinggi dilihat dari perolehan bintang berwarna kuning atau bintang emas.         

10.  Kelebihan:
Mengubahpola piker siswabahwapermainan monopoly yang identikdenganuangjugabisadigunakansebagai media pembelajaran.

11.  Kekurangan:
Tidakbisamembuat media pembelajarandengan budget 0 rupiah.

12.  Anggaran:
Rp 1.000 untukpembelianlem.           

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates